suhu69 slot

suhu69 slot,kapital 4d,suhu69 slot

NUSANTARA, KOMPAS.com- Mantan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Periode 2014-2015 dan Pencetus Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) Andrinof A Chaniago membeberkan segelintir alasan mengapa ibu kota harus pindah.

Pernyataan ini disampaikan Andrinof saat konferensi pers peluncuran buku 9 Alasan dan 8 Harapan Memindahkan Ibu Kota di Kantor Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Jakarta, Rabu (15/8/2024).

Alasannya adalah soal potensi ekonomi dari sungai di Kalimantan yang merupakan tempat sungai-sungai besar, di mana di negara-negara lain dimanfaatkan untuk sektor pariwisata.

Oleh karenanya, Ibu Kota Nusantara (IKN) diharapkan menjadi kota modern yang menginspirasi perubahan-perubahan ekonomi lewat potensi yang ada.

Andrinof menegaskan, IKN bukanlah kota bisnis atau bukan sebagai kota untuk menampung investasi besar-besaran.

Baca juga: Prabowo Komitmen Lanjutkan IKN, Jokowi: Investor Tak Perlu Ragu

"IKN diharapkan bukan untuk menjadi kota bisnis. Tapi, apa fungsi untuk kekuatan IKN? Dia diharapkan menggerakkan ekonomi di Kalimantan dan kawasan timur, bukan menjadi kawasan ekonomi yang eksklusif tersendiri," tegas Andrinof.

Selain itu, IKN juga menjadi alasan untuk mengatasi masalah-masalah di Jakarta, salah satunya tekanan pertumbuhan penduduk di Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Bodetabek).

Hal inilah yang memunculkan masalah-masalah di Jakarta seperti banjir, kemacetan, sampah, polusi, dan lain sebagainya yang tidak mampu diimbangi dengan kemampuan pengelolaan.

"Nah, gap(jarak) itu, karena tidak bisa diatasi, solusinya adalah mengurangi beban tekanan terhadap Jakarta. Supaya memudahkan penataan Jakarta," tambah dia.

Andrinof melanjutkan, pemindahan ibu kota ini juga memindahkan episentrum atau magnet ke wilayah tengah dan timur.

Sehingga, terjadi pergerakan penduduk Indonesia agar terpecak dan tidak lagi terpusat di Jabodetabek.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Previous article:no togel mangga

Next article:megaslot388